Kadang, orang-orang baru mungkin terlihat lebih menarik, lebih baru, lebih lucu, lebih membuat kita bersemangat. Tapi apakah pada akhirnya pasti lebih baik daripada pasangan kita sekarang ? Jangan tergoda karena rumput tetangga lebih hijau. Ingat, kalau hijau sama saja beceknya !
Jatuh cinta itu mudah. Tapi untuk mempertahankan cinta, untuk mengerti bahwa kebosanan adalah salah satu ciri kestabilan hubungan, untuk sadar betapa kekanak-kanakannya menyudahi sebuah hubungan hanya karena bosan. Butuh sebuah pribadi yang dewasa dan berani.
Sering kita dengar pepatah mengatakan hal itu, dan semua itu benar adanya. Rasa bosan muncul ketika kita menemukan sosok lelaki yang lebih "baru" dari pasangan kita tanpa mengenal pribadinya lebih dalam lagi. Sebut saja Ikhwan sosok lelaki baru itu, dan perempuan itu bernama Sasya sedangkan lelaki yang telah mewarnai hidupnya sekian lama bernama Putra.
Pertemuan Sasya dan Ikhwan dimulai dari ketidaksengajaan dan keisengan Sasya yang nyeletuk ke salah satu teman yang bernama Ayu, "tuh cowok kelihatan manis kalo nunduk sih..".. dimulai dari celetukkan itu, Sasya merasakan ada sesuatu berbeda yang bergejolak di dalam hatinya dan gejolak itu berlanjut
Hari demi hari mereka berkenalan, jalan bareng tetapi si Ayu menjadi mak comblang dan selalu menemani Sasya dan Ikhwan pada fase pertama. hehehe..
Sasya merasa sangat nyaman dengan Ikhwan, sekejap Putra pun dilupakan dan Ikhwan pun sudah mengetahui kalau Sasya
have a boyfriend, tapi entah apa yang membuat Ikhwan tetap keukeuh untuk mengenal Sasya lebih dalam.Dalam lubuk hati kecil Sasya ingin sekali menyudahi hubungan dengan Putra, tetapi ada perasaan enggan untuk mengakhiri. Waktu terus berjalan, Sasya dan Ikhwan backstreet dari Putra tapi tidak dengan orang tua Sasya, orang tua sasya suka pertama kali melihat Ikhwan karena dia sopan, rapi, dan baik.
Seiring bergulirnya waktu, pro dan kontra bermunculan tentang hubungan Sasya dan Ikhwan, Sasya menjadi bimbang dan mencari tau lebih dalam tentang sosok Ikhwan. Setelah Sasya mengetahui, ia kecewa, iya.. kecewa ! Kecewa karena telah dibohongi Ikhwan, lelaki yang telah dipercaya sepenuhnya oleh Sasya. Tidak berhenti disitu, Sasya mulai mengenal Ikhwan lebih dalam melalui masa lalunya, mungkin bagi banyak orang masa lalu itu harus dilupakan tapi tidak bagi Sasya. History itu ia perhatikan, ia cerna, dan dengan history ia menjadi bimbang akan kata cinta yang pernah dilontarkan oleh Ikhwan, karena perkenalan itu sangat singkat, 3 bulan. Setiap kali Ikhwan mengatakan isi hatinya, Sasya selalu menghindar dengan segala cara karena ia ragu dengan janji-janji Ikhwan.
Lambat laun, Sasya menghindar dari Ikhwan karena takut salah langkah tetapi Ikhwan masih saja berusaha menghubungi Sasya dan berusaha mendekati. Tetapi saat itu Sasya merasakan hal yang berbeda di mata dan melihat tingkah Ikhwan. Rupanya Ikhwan sudah lelah untuk menunggu Sasya, dia jenuh, dia merasa Sasya memberi harapan palsu tetapi Sasya saat itu juga masih menjalin hubungan dengan Putra. "Seandainya aku mengenal kamu lebih dahulu", gumam Sasya dalam hati.
Kurang lebih setengah tahun Sasya dan Ikhwan dekat, yang pada akhirnya Sasya tidak menduga kalau Ikhwan akan berlaku sangat menyakiti hati Sasya, dia diam2 jalan dengan wanita lain padahal baru kemarin Ikhwan mengatakan sayang. dari situ Sasya menyadari bahwa Ikhwan hanya memanfaatkan Sasya, iya memanfaatkan ! Saat itu juga Sasya sangat membenci Ikhwan bahkan dia tidak mau melihat mukanya lagi dan tidak mau tahu cerita tentangnya lagi walaupun dalam hati kecil Sasya harus memendam rasa dalam-dalam. "Semua ini harus dikubur, aku tidak mau kamu tau kalau aku masih merindukanmu", gumam Sasya.
Setelah Sasya mengetahui semua, Ikhwan menjalani harinya dengan perempuan barunya dan Sasnya tetap menjalani hari-harinya dengan Putra. Mereka menjalani hidup masing-masing dan tidak pernah bertemu lagi keduanya.